3 Kesulitan Satu Tim VALORANT Bersama Ladies Menurut Nabbsky

Nabbsky pernah bermain untuk tim ladies VALORANT bernama Virago dan dirinya menyebutkan 3 kesulitan utama dalam timnya saat itu.

Sebelum bermain dengan tim ladies Indonesia, Nabbsky pernah bermain untuk tim ladies Singapura saat itu, timnya pernah menjadi juara 1 di turnamen hingga tim tersebut bubar.

Mengalami kesulitan dari cara bercanda dan komunikasi yang kurang cocok dengan tim sebelumnya, Nabbsky mengaku lebih nyaman bermain untuk tim dari negara sendiri.

Bermain dengan tim Virago sejak pertengahan tahun 2021 dan sempat bertanding di turnamen resmi yaitu Champions Tour Game Changers SEA: FSL Open 2021 #6 pada bulan Juni.

BACA JUGA: Royal SEA Challenge Day 12: BOOM Kalahkan Paper Rex

3 Kesulitan Utama Menjadi Satu Tim VALORANT Ladies

<img data-attachment-id="128948" data-permalink="https://www.revivaltv.id/3-kesulitan-satu-tim-valorant-ladies-nabbsky/nabbsky-clutch-podcast/" data-orig-file="http://www.dewaggnews.com/wp-content/uploads/2021/11/3-kesulitan-satu-tim-valorant-bersama-ladies-menurut-nabbsky.png" data-orig-size="844,478" data-comments-opened="1" data-image-meta="{"aperture":"0","credit":"","camera":"","caption":"","created_timestamp":"0","copyright":"","focal_length":"0","iso":"0","shutter_speed":"0","title":"","orientation":"0"}" data-image-title="Nabbsky Clutch Podcast" data-image-description="

3 Kesulitan Utama Satu Tim Bersama Ladies Menurut Nabbsky

” data-image-caption=”

Foto via: valorantesportsindonesia

” data-medium-file=”http://www.dewaggnews.com/wp-content/uploads/2021/11/3-kesulitan-satu-tim-valorant-bersama-ladies-menurut-nabbsky-1.png” data-large-file=”http://www.dewaggnews.com/wp-content/uploads/2021/11/3-kesulitan-satu-tim-valorant-bersama-ladies-menurut-nabbsky.png” loading=”lazy” src=”http://www.dewaggnews.com/wp-content/uploads/2021/11/3-kesulitan-satu-tim-valorant-bersama-ladies-menurut-nabbsky.png” alt=”Kesulitan Utama Menjadi Satu Tim VALORANT Ladies” class=”wp-image-128948″ width=”1033″ height=”585″ srcset=”http://www.dewaggnews.com/wp-content/uploads/2021/11/3-kesulitan-satu-tim-valorant-bersama-ladies-menurut-nabbsky.png 844w, http://www.dewaggnews.com/wp-content/uploads/2021/11/3-kesulitan-satu-tim-valorant-bersama-ladies-menurut-nabbsky-1.png 300w, http://www.dewaggnews.com/wp-content/uploads/2021/11/3-kesulitan-satu-tim-valorant-bersama-ladies-menurut-nabbsky-2.png 768w, http://www.dewaggnews.com/wp-content/uploads/2021/11/3-kesulitan-satu-tim-valorant-bersama-ladies-menurut-nabbsky-3.png 750w” sizes=”(max-width: 1033px) 100vw, 1033px”>

Foto via: valorantesportsindonesia

Banyak pemain ladies yang tidak ingin bermain atau pun terjun ke scene profesional dan ada juga yang sudah menyerah untuk meneruskan perjuangan mereka saat bermain satu tim.

Beberapa faktor terjadi bukan hanya karena kurangnya grinding game pada suatu tim, tetapi karena kesalahan yang tidak diperbaiki.

“Kesulitan paling susah itu adalah ego sih, cewek egonya tinggi banget siapapun itu bahkan gue sendiri mengakui itu dan kita itu masih berpusat dengan diri sendiri aja,” ujar Nabbsky pada Clutch Podcast.

BACA JUGA: Tampil Menggila, BOOM Juara Royal SEA Challenge

“Yang kedua, perasaan sih seperti baperan kalau kita bilang yah. Terkadang harus hati-hati sih kalau mau berbicara, walaupun ada yang berprinsip untuk berbicara secara terus terang,” lanjut Nabbsky.

Perasaan cewek itu banyak banget dan juga memiliki kesibukan masing-masing, jadi kalau kita ingin latihan maupun turnamen terkadang sering bentrok dengan pekerjaan utama kita,” lanjut Nabbsky.

Beberapa kesulitan tersebut merupakan salah satu faktor yang membuat tim ladies di berbagai game, khususnya VALORANT lebih sulit berkembang dari pada tim laki-laki.

BACA JUGA: Alasan Nabbsky Jatuh Cinta Dengan VALORANT

[embedded content]

Beberapa kesulitan yang disebutkan oleh Nabbsky, menurut kalian bagian mana yang paling sering dialami oleh kalian?

Ikuti lini masa RevivaLTV di YouTubeInstagramFacebook dan Revivalpedia untuk mendapatkan informasi-informasi terbaru seputar esports.

Editor: Rafdi Muhammad